Perselisihan antar sesama jarang terjadi di antara orang-orang yang saling berjauhan. Perselisihan bisa -dan biasa terjadi-, akibat pergaulan anggota masyarakat yang saling berdekatan. Anda tidak akan berselisih paham dengan orang yang tidak anda kenal. Akan tetapi anda mungkin berselisih dengan rekan atau keluarga dekat anda sendiri. Oleh sebab itu, maka Rasulullah saw., sangat berkeras dan secara berulang-ulang memesankan pentingnya hubungan baik dengan para sahabat.., para kerabat..dan secara khusus, agar saling berbaik-baik kepada para tetangga yang ada di sekitar kita.
- “Malaikat Jibril senantiasa berpesan padaku agar saling berbaik-baikan dengan sesama tetangga, sehingga –karena seringnya pesan itu disampaikan-, aku mengira tetangga itu akan mendapat hak waris dari tetangganya.”
- “Demi Allah dia tidak beriman, Demi Allah dia tidak beriman, Demi Allah dia tidak beriman”. Lalu tanya seorang sahabatnya: “Siapa dia itu, ya Rasulullah?”. Maka jawab beliau: “Orang yang tidak mengamankan tetangga dari bencana (kejahatan tangan dan lisan)nya.”
Janganlah sampai ada tetangga yang lemah merasa takut bertetangga dengan yang kuat. Tetangga yang miskin merasa rendah diri bertetangga dengan yang kaya.., tetangga yang golongan rendah merasa ciut nyali bertetangga dengan yang berpangkat. Karena itulah beliau Saw menyatakan dengan tegas, bahwa seorang itu dianggap “tidak beriman” kalau tetangganya merasa takut oleh tipu daya dan kejahatannya.
- “Barangsiapa beriman pada Allah dan Hari Kiamat, janganlah ia menyakiti tetangganya.”
- “Sahabat terbaik di sisi Allah, ialah dia yang terbaik terhadap sahabatnya.”
- “Tetangga terbaik di sisi Allah, ialah dia yang terbaik terhadap tetangganya.”
- Kalau minta bantuan padamu, maka bantulah.
- Kalau minta pinjaman padamu; pinjamkanlah.
- Kalau butuh penghasilan; sokonglah.
- Kalau bersedih, hiburlah.
- Kalau lapar, berilah makanan.
- Kalau jatuh sakit, rawatlah.
- Kalau memperoleh kebahagian, sambutlah dengan ucapan selamat dengan wajah yang ceria.
- Kalau kena musibah, ucapkan rasa dukacita dan empati.
- Kalau meninggal dunia, sempurnakanlah, doakanlah dan antarkan jenazahnya.
- Kalau membangun, janganlah bangunanmu lebih tinggi dari bangunannya, supaya tidak mengganggu masuknya udara dan cahaya mentari ke rumahnya; kecuali dengan seizinnya.
- Kalau memasak, sedikitpun jangan kau sakiti mereka dengan aroma masakanmu yang mengundang selera, kecuali kalau kau beri mereka walau pun hanya sesendok kecil.
- Kalau engkau membeli buah-buahan, berilah hadiah tetanggamu itu. Kalau tidak, masukkan tanpa diketahui mereka ke dalam rumahmu. Dan janganlah ada di antara anak-anakmu yang membawa makanan ke luar, agar tidak menyakiti perasaan anak tetanggamu!”
- “Tiada beriman kepadaku orang yang bermalam (tidur) dengan perut kenyang, sementara tetangganya merintih karena lapar padahal dia mengetahui hal itu." (HR. Al Bazzaar)
- “Barangsiapa ingin disenangi Allah dan rasul-Nya hendaklah berbicara jujur, menunaikan amanah dan tidak mengganggu tetangganya.” (HR. Al-Baihaqi) .
- “Janganlah seorang melarang tetangganya menyandarkan kayunya (dijemur) pada dinding rumahnya.” (HR. Bukhari)
- “Pilihlah tetangga (lihat calon tetangganya atau lingkungannya dulu) sebelum memilih rumah. Pilihlah kawan perjalanan sebelum memilih jalan dan siapkan bekal sebelum berangkat (bepergian).” (HR. Al Khatib)
- “Di antara kebahagiaan seorang muslim ialah mempunyai tetangga yang shaleh, rumah yang luas dan kendaraan yang meriangkan.” (HR. Ahmad dan Al Hakim)
CATATAN
Baca juga:
0 KOMENTAR:
Tulis Komentar