TANYALAH HATI NURANIMU

Rasulullah SAW bersabda; "Tanyakan pada hatimu sendiri! Kebaikan adalah apa yang jiwa dan hati tenang karenanya, sedangkan dosa adalah sesuatu yang menimbulkan keraguan dalam jiwa dan rasa gundah dalam dada, meskipun orang-orang memberi fatwa kepadamu dan mereka membenarkannya." [HR Imam Ahmad bin Hanbal]

MENGAPA AKU BELAJAR AL-QURAN?

Rasulullah SAW bersabda; "Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya. - Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya Al-Quran itu pada hari Kiamat akan memberikan syafa’at kepada pembacanya" [HR. Bukhari - Muslim]

RAHASIA DI SEKITAR DUNIA IBUKU

Rasulullah SAW bersabda; "Apabila seorang wanita shalat lima waktu, puasa sebulan (ramadhan), menjaga kemaluannya dan taat kepada suaminya, maka dikatakan kepadanya: masuklah engkau dalam surga dari pintu mana saja yang engkau sukai." [HR Imam Ahmad bin Hanbal]

SUDAH BAIKKAH SHALATKU?

Rasulullah SAW bersabda: "Yang pertama kali akan dihisab dari seseorang pada hari kiamat adalah shalat. Jika shalatnya baik, akan baik pula seluruh amalnya. Jika shalatnya rusak akan rusak pula seluruh amal perbuatannya." [HR. At-Thabrani - Dari Anas RA]

AJARI KAMI ILMU YANG BAIK

Rasulullah SAW bersabda; "Mendidik anak lebih baik bagimu daripada setiap hari bersedekah satu sha - Tidak ada pemberian seorang ayah untuk anaknya yang lebih utama daripada (pendidikan) akhlak yang baik." [HR. At-Tirmidzi Dari Jabir bin Samurah r.a dan Amr bin Sa’id bin Ash r.a]

Jumat, 14 Mei 2010

Akhlak Mulia Nabi Musa As

...

Al-Qur`an menunjukkan kisah perjuangan Nabi musa menghadapi Fir’aun yang dikenal sebagai penguasa yang paling zalim dalam sejarah. Fir’aun merespon panggilan Allah yang disampaikan kepadanya lewat Nabi Musa a.s. dengan ancaman siksaan. Tingginya akhlaq dan keyakinan Nabi Musa a.s. kepada Allah- yang menggunakan berbagai cara untuk mengajaknya ke jalan yang benar adalah sebuah contoh bagi semua orang beriman.

Al-Qur`an menjelaskan masa kenabian Nabi Musa sebagai berikut: Fir’aun yang berkuasa di Mesir memberlakukan kekuasaan absolut atas rakyat Bani Israil. Di sisi lain, Musa a.s. dan kaumnya adalah kaum minoritas di negeri itu. Karena itulah, dari sudut pandang orang bodoh yang menilai sesuatu hanya dari penampakannya, ia akan salah mengira bahwa kekuatan dan kekuasaan akan menang. Ia mengira Fir’aun yang akan menang. Namun itu semua adalah delusi karena Allah memerintahkan hal berikut:

كَتَبَ اللَّهُ لَأَغْلِبَنَّ أَنَا وَرُسُلِي إِنَّ اللَّهَ قَوِيٌّ عَزِيزٌ
“Allah telah menetapkan, ‘Aku dan rasul-Ku pasti menang’. Sesungguhnya, Allah Mahakuat lagi Mahaperkasa’. (QS al-Mujadilah [58]: 21)

Allah menepati janji-Nya pada para Nabi dan memberikan kemenangan kepada Nabi Musa a.s. dalam melawan Fir’aun. Allah membantunya sebagaimana saudaranya Harun, dengan sebaik-baik perlindungan-Nya. Dan Allah memberikan mukjizat kepada Musa a.s. untuk menempa dan mengistimewakan Musa dari yang lain dengan berbicara langsung kepadanya. Kita dapat mengambil pelajaran dari perjuangan Nabi Musa sebagaimana dituliskan di dalam Al-Qur`an. Hal ini jelas menunjukkan bagaimana sesuatu yang mungkin muncul bagi orang-orang mukmin dengan seijin Allah dapat segera menjadi keberkahan bagi mereka.

Ada sebuah peritiwa ketika Fira’aun dan pasukannya berniat menangkap Musa a.s. dan kaumnya setelah melewati Mesir. Saat orang-orang Bani Israil telah mencapai lautan, Fir’aun dan tentaranya hampir saja menangkap mereka. Pada saat itu, kalimat Nabi Musa a.s. sangatlah ajaib. Walau Fir’aun dan tentaranya nyaris menangkap mereka, dan tak ada lagi kesempatan menyelamatkan diri, Musa tidak putus asa akan pertolongan Allah. Ia mempertahankan kesabaran yang patut dicontoh. Kisah ini diceritakan di dalam Al-Qur`an sebagai berikut:

فَأَتْبَعُوهُم مُّشْرِقِينَفَلَمَّا تَرَاءى الْجَمْعَانِ قَالَ أَصْحَابُ مُوسَى إِنَّا لَمُدْرَكُونَقَالَ كَلَّا إِنَّ مَعِيَ رَبِّي سَيَهْدِينِ
فَأَوْحَيْنَا إِلَى مُوسَى أَنِ اضْرِب بِّعَصَاكَ الْبَحْرَ فَانفَلَقَ فَكَانَ كُلُّ فِرْقٍ كَالطَّوْدِ الْعَظِيمِوَأَزْلَفْنَا ثَمَّ الْآخَرِينَ
وَأَنجَيْنَا مُوسَى وَمَن مَّعَهُ أَجْمَعِينَثُمَّ أَغْرَقْنَا الْآخَرِينَإِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَةً وَمَا كَانَ أَكْثَرُهُم مُّؤْمِنِينَ
وَإِنَّ رَبَّكَ لَهُوَ الْعَزِيزُ الرَّحِيمُ
“Maka Fir’aun dan bala tentaranya dapat menyusul mereka di waktu matahari terbit. Maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa, ‘Sesungguhnya, kita benar-benar akan tersusul.’ Musa menjawab, ‘Sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Tuhanku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku’. Lalu kami wahyukan kepada Musa, ‘Pukullah lautan itu dengan tongkatmu’. Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar. Dan di sanalah Kami dekatkan golongan yang lain itu. Sesungguhnya, pada yang demikian itu benar-benar merupakan suatu tanda yang besar (mukjizat) dan tetapi adalah kebanyakan mereka tidak beriman. Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Dialah Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang.” (QS Asy-Syu’araa` [26]: 60-68)

Dalam kisah ini, kita diajar untuk memperhatikan sifat-sifat utama Nabi Musa a.s.. Selama perjuangannya yang sulit, ia terus-menerus mengingat pertolongan Allah, melihat kebaikan dalam segala hal yang menimpanya, dan bahwa di saat ujian terberatnya, berusaha untuk mempercayai Allah dan menjaga kesetiaannya kepada-Nya.

Semoga berguna!



0 KOMENTAR:

Tulis Komentar