Hallo, kawan!
Sungguh aku telah melihatmu kemarin. Engkau memulai kehidupan seharian. Engkau bangun tidur untuk pergi bekerja tanpa memikirkan shalat fajar apalagi shalat shubuh!
Di kantor, engkau tidak perduli sama sekali tentang aturan halal haram, sebagaimana yang di lakukan rekan-rekanmu.
Saat engkau pulang ke rumah, engkau masuki rumahmu tanpa mengucapkan salam, kemudian engkau pun menyantap makananmu tanpa menyebut nama Allah Sang Pemberi rizki kepadamu sehingga aku dan para setan pengikutku, bisa ikut berpesta bersamamu.
Juga tidak ada waktumu untuk sholat Magrib dan sholat Isya’ sebelum tidur, meskipun kamu sempat menonton tayangan TV kesukaanmu sampai engkau tertidur pulas.
Engkau adalah seorang pengingkar nikmat dan penentang sang pemberi nikmat. Aku sangat mencintaimu karena sikapmu itu. Kelakuanmu adalah salah satu dari sifatku. Aku sangat bahagia melihatmu hidup seperti itu. Engkau adalah bagian dari diriku dan aku adalah bagian dari dirimu.
Ingatlah, tahun-tahun telah berlalu, tahun berganti tahun, dan di antara kita ada hubungan intim selama puluhan tahun itu. Suatu persahabatan yang sangat panjang!
Meskipun demikian, aku tetap tidak mencintaimu.
Aku membencimu dengan segenap hatiku, dan memusuhimu dengan segenap raga dan jiwaku.
Allah telah mengusir dan mengeluarkanku dari surga setelah aku berpaling dari nikmat-Nya, dan menolak sujud kepada bapakmu, Adam! Bahkan DIA telah melaknatiku sampai dunia kiamat!
Aku akan berusaha terus untuk menyesatkanmu serta orang-orang sepertimu, dengan segenap kemampuanku agar engkau sengsara bersamaku.
Terus terang, engkau adalah orang yang sangat bodoh. Engkau tidak menggunakan akal serta nuranimu dalam memahami hakekat hidup ini.
Betapa tidak? Allah Yang Maha Pengampun telah membuka pintu syurga dan pintu taubat dari dosa untukmu. Akan tetapi engkau justru menghadap kepadaku. Engkau mengharap janjiku, yang sesungguhnya hanyalah angan-angan kosong belaka, dan kelak pasti akan menghantarkanmu ke neraka!
Bukankah Tuhanmu selalu mengingatkanmu bahwa aku adalah musuhmu yang nyata?
Bukankah Rasulmu telah mengajarkan bagaimana cara menghadapi bujukan serta tipu dayaku? Mengapa engkau tidak mendengarkan petunjuk wahyu serta tuntunan dari Rasulmu?
Untuk semua itu, sekali lagi kuucapkan terima kasih wahai kekasihku!
Sungguh aku telah bersumpah kepada Allah untuk menyesatkan seluruh anak keturunan Adam, orang-orang sepertimu, dan aku ingin sekali melaksanakan keinginanku itu. Agar aku yakin bahwa engkau mentaati perintah-perintahku.
Itulah dia, hari-hari yang telah berlalu.
Engkau beristighatsah, meminta pertolongan kepada ahli kubur, kepada dukun lepus bahkan engkau pun memuja tempat-tempat yang di anggap keramat oleh orang-orang yang telah menjadi pengikutku.
Engkau tidak mau berziarah ke tanah suci, sebaliknya engkau berziarah ke gunung kawi, gunung kemukus dan tempat-tempat sejenisnya. Tempat-tempat para ponggawaku dari jenis jin, dedemit, dan setan menyesatkan orang-orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya!
Engkau menyandarkan diri sekaligus menyanderakan dirimu kepada mereka saat terkena musibah atau menginginkan sesuatu hajatmu dan tanpa kau sadari engkau telah syirik kepada Tuhanmu!
Engkau suka mengerjakan yang bid’ah dan menyelisihi Nabimu serta mengingkari perintah-perintahnya karena engkau tidak cukup puas dengan as-sunnah!
Engkau berkelompok-kelompok (hizbiyyah ashabiyyah), dengan sebuah anggapan bahwa engkau telah membela Islam dan memperjuangkannya. Padahal kenyataannya, engkau melayaniku dengan membantuku menjauhkan manusia dari berpegang teguh dengan manhaj salafmu.
Engkau mendengarkan nyanyian-nyanyian,
Engkau melihat film-film yang haram,
Engkau kerjakan perbuatan-perbuatan keji dan hal-hal yang diharamkan agama,
Engkau melaknat manusia, mencuri, korupsi, menipu, berkhianat dan lain sebagainya.
Engkau menghardik anak yatim serta tidak mau memberi makan orang miskin dan orang-orang yang membutuhkan pertolonganmu, dan karenanya, engkau pantas disebut sebagai Pendusta agama!
Terima kasih sahabat, atas semuanya.
Sungguh engkau telah sangat membahagiakanku.
Karena dengan entengnya engkau telah membuat murka Allah!
Maka marilah kita sahabat. Mari terbakar bersama-sama di jurang neraka!
Wahai sahabat, di hadapan kita masih banyak langkah untuk kita berdua. Aku tertawa mengejekmu, saat melihatmu melakukan maksiat dengan disertai tertawaan yang memenuhi tempat tersebut, seakan-akan engkau menantang keagungan Allah!
Aku menginginkanmu wahai kekasihku, agar engkau menyebarkan kerusakan diantara sesamamu. Doronglah mereka melakukan perbuatan maksiat dan dosa! Tuntunlah mereka, agar bermaksiat kepada Allah dengan segenap cara yang kau mampu. Sebarkanlah di antara mereka film-film dan nyanyian-nyanyian, serta berbagai permainan!
Setiap kali engkau melihat seseorang beribadah kepada Allah, jangan lupa memperolok serta menghina mereka. Mencemooh penampilannya, hingga engkau membuatku tertawa senang.
Maaf sahabat, aku masih ada urusan. Aku akan meninggalkanmu sejenak, untuk menyemangati orang-orang lain sepertimu. Cukuplah bagimu pasukanku setan-setan bangsa jin, dan kelak aku akan kembali melanjutkan kerjasama kita, memikirkan langkah baru bagi maksiat baru!
Seandainya engkau cerdas, tentu engkau akan lari dariku. Kemudian engkau memohon ampunan kepada Allah di tahun-tahun akhir dari usiamu yang tinggal sedikit ini, hingga engkau mendapatkan pahala serta kenikmatan iman, sebelum ridha Allah SWT yang abadi di dalam syurga. Daripada engkau kelak akan dilemparkan ke jurang neraka yang terdalam bersamaku, abadi selamanya!
Akan tetapi aku yakin, bahwa engkau lebih mencintaiku daripada kecintaanmu kepada Allah dan kepada Rasul-Nya!
Aku tetap yakin, bahwasanya engkau lebih mendahulukan hawa nafsumu daripada ketaatan kepada Allah dan janji syurga yang masih jauh katamu.
Sungguh! Engkau adalah sahabatku yang terkasih!
Yang menyesatkanmu,
dan YANG TERKUTUK,
Iblis
[Ditulis oleh Mamduh Farhan al-Bukhairi, diambil dari Majalah Qiblatain edisi 01]
0 KOMENTAR:
Tulis Komentar