Para pembaca yang mulia,
Segenap puji dan syukur diperuntukkan hanya bagi Allah ‘Azza wa alla, karena dengan taufiq dan ‘inayah-Nya jualah yang telah menggerakkan hati kami untuk selalu berusaha menyampaikan yang haq, meskipun hanya berupa sepenggal ayat maupun hadits, dengan harapan agar kita sekalian dapat lebih memahami segala sesuatu tentang cara beribadah kepada Allah dan beramal shalih sesuai dengan petunjuk Al-Qur’an dan tuntunan As-Sunnah, yaitu sebagaimana yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad Shalallaahu Alaihi Wassallam kepada kita sekalian sebagai ummatnya.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, utusan Allah yang menjadi rahmat bagi sekalian alam, yaitu baginda Nabi Muhammad Shalallaahu Alaihi Wassallam, juga kepada keluarga beliau serta seluruh umat yang setia mengikuti risalah yang dibawa oleh beliau Shalallaahu Alaihi Wassallam sampai akhir jaman.
SYAFAAT (PEMBELAAN)
Syafa’at merupakan suatu anugerah yang diberikan Allah SWT kepada setiap Nabi yaitu berupa Do’a yang mustajab (do’a yang pasti diperkenankan). Karena itu para Nabi, segera memanfaatkan do’anya itu. “Tetapi aku (kata Rasulullah Saw), insya’allah akan mengundurkan do’aku itu untuk membela umatku kelak di hari kiamat.” [Lihat Shahih Muslim no.160]
Dalil: Shahih Muslim No.152; Jabir bin Abdullah r.a., mengatakan bahwa Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassallam bersabda: "Sesungguhnya Allah akan mengeluarkan suatu kaum dari neraka karena Syafa’at."
Shahih Muslim No.157; Dari Anas bin Malik r.a., katanya Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassallam bersabda: "Aku adalah orang yang pertama-tama menjadi pembela di surga kelak. Dan aku adalah Nabi yang paling banyak pengikutnya dari sekalian Nabi-nabi.”
Para pembaca yang dimuliakan Allah,
Janganlah berputus asa dari rahmat Allah! Sebagai manusia biasa, kita tentu tidak akan luput dari perbuatan dosa, baik disengaja atau pun tidak. Namun, betapapun besarnya dosa-dosa yang pernah kita lakukan, bahkan hingga memenuhi langit dan bumi, ingatlah bahwa Allah ‘Azza wa Jalla adalah Dzat Yang Maha pengampun serta Maha kasihsayang kepada hamba-hamba-Nya yang mau bertaubat dengan sebenar taubat! Manakah yang lebih besar, dosa-dosa kita ataukah Pengampunan-Nya?
Dalam salah satu hadits Qudsi, Allah berfirman: “Rahmat-Ku mendahului murka-Ku.” Setiap kali kita berbuat kesalahan, malaikat pencatat dosa memberi tenggang waktu beberapa saat, menunggu hingga kita mau bertaubat, sebelum mencatatnya kedalam kitab “dosa-dosa” kita. Dan bila kita menyesali perbuatan dosa itu dan kemudian bertaubat, maka Allah Yang ‘Ghafurrur Rahiim’, niscaya akan mengampuni setiap dosa, kecuali dosa-dosa yang bersifat ‘Syiriq’.
Dalam satu hadits Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassallam bersabda:
“Akan dikeluarkan dari neraka, orang yang mengucapkan ‘LA ILAAHA ILALLAH,’ sedangkan dalam hatinya terdapat iman seberat biji gandum. Kemudian orang yang mengucapkan ‘LA ILAAHA ILALLAH’, sedangkan dalam hatinya terdapat iman seberat beras. Kemudian yang mengucapkan ‘LA ILAAHA ILALLAH’, , sedangkan dalam hatinya terdapat iman seberat debu.” (Shahih Muslim no.154)
Berikut ini adalah petikan dari hadits-hadits Nabi Shalallaahu Alaihi Wassallam yang berhubungan dengan ‘SYAFA’AT’ (Pembelaan) yang kami tuliskan untuk para pembaca sekalian dengan harapan semoga dapat menjadi penyejuk hati dan selalu yaqin bahwa Allah SWT akan selalu bertindak Adil kepada hamba-hamba-Nya yang beriman & bertaqwa, serta yang bertawakkal hanya kepada-Nya semata.
Dari ‘Abdullah bin ‘Amru bin ‘Ash r.a., katanya: “Nabi Shalallaahu Alaihi Wassallam membaca firman Allah yang menyebutkan doa Ibrahim a.s.:
Maka pergilah Jibril kepada Nabi Shalallaahu Alaihi Wassallam menanyakan kenapa dia menangis. Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassallam lalu menceritakan kepada Jibril kenapa beliau menangis dan mengatakan: "Padahal Allah Maha Tahu." Maka firman Allah, “Hai, Jibril! Pergilah kepada Muhammad, katakan kepadanya: “Aku akan membolehkanmu membela umatmu dan tidak akan mengecewakanmu.”
Dari Abu Hurairah r.a., katanya: “Nabi Shalallaahu Alaihi Wassallam bersabda:
“Aku adalah pemimpin umat manusia di hari kiamat. Tahukah kalian, mengapa Allah mengumpulkan semua umat sejak yang pertama sampai yang terakhir di dalam satu lapangan? Di sana diperdengarkan kepada mereka teriak orang yang memanggil-manggil, yang menyebabkan segala pemandangan tertuju kepada mereka; matahari dekat sekali kepada mereka, sehingga mereka berkeluh-kesah karena tak sanggup menanggung derita. Mereka berkata kepada sesamanya, “Bagaimana kalau kita mohon syafa’at kepada Tuhan kita. Semoga Dia membebaskan kita dari tempat ini? Berkata yang lain, ”Datanglah kepada Adam!”
Maka mereka pun pergi kepada Adam, lalu kata mereka, “Wahai, Adam! Anda adalah Bapak manusia yang diciptakan Allah dengan tangan-Nya sendiri. Kemudian ditiupkan-Nya ruh-Nya di tubuh Anda, dan diperintah-Nya malaikat supaya sujud kepada Anda, lalu mereka sujud. Belalah kami di hadapan Tuhanmu. Bukankah Anda telah menyaksikan bagaimana pedihnya penderitaan yang kami alami ini?” Jawab Adam, “Sesungguhnya pada hari ini Tuhan sangat marah kepadaku. Tidak pernah DIA marah semarah ini. Dia melarangku mendekati sebatang pohon, tetapi aku mendurhakai-Nya. Wahai, aku salah! Aku salah! Karena itu pergilah kepada yang lain. Pergilah kepada Nuh!”
Mereka pun pergi kepada Nuh, seraya berkata, “Wahai, Nuh! Anda adalah Rasul yang pertama-tama dikirim ke bumi. Dan Allah menjuliki Anda dengan “Abdan Syakuran’ (hamba yang bersyukur). “Belalah kami di hadapan Tuhanmu. Bukankah Anda telah menyaksikan bagaimana pedihnya derita kami ini?” Jawab Nuh a.s. kepada mereka: “Sesungguhnya pada hari ini Tuhan sangat marah kepadaku. Tidak pernah DIA marah semarah ini. Aku mengembang tugas memanggil umatku (kedalam agama Allah). Tetapi apalah dayaku, aku berdo’a agar umatku dimusnahkan. Karena itu pergilah kepada Ibrahim a.s.!”
Karena itu mereka datang kepada Ibrahim, lalu berkata, “Wahai, Ibrahim! Anda adalah ‘Nabiyullah wa Khalilullah” (Nabi Allah dan kekasih-Nya) dari penduduk bumi. Karena itu belalah kami di hadapan Tuhanmu. Bukankah Anda telah melihat penderitaan kami sudah sampai di puncaknya?” Jawab Ibrahim a.s. kepada mereka: “Sesungguhnya pada hari ini Tuhanku sangat marah kepadaku. Tidak pernah DIA marah semarah ini sebelum dan sesudahnya.” Lalu dia menyebutkan beberapa kebohongannya dan sesudah itu dia berkata, “Wahai malang diriku! Malang diriku! Pergilah kamu sekalian kepada Musa a.s.!"
Mereka pun pergi mendatangi Musa a.s.dan berkata kepadanya, “Wahai, Musa! Anda adalah ‘Rasulullah wa Kalamullah” (Rasul Allah dan kawan-Nya berbicara). Karena itu belalah kami di hadapan Tuhanmu. Bukankah Anda telah menyaksikan derita kami sudah sampai di puncaknya?” Jawab Musa a.s. kepada mereka: “Sesungguhnya pada hari ini Tuhan sangat marah kepadaku. Tidak pernah DIA marah semarah ini sebelum dan sesudahnya.” Aku pernah membunuh orang yang tidak diperintahkan membunuhnya. Wahai, malang kiranya aku, malang kiranya aku! Karena itu, temuilah Isa a.s.”
Mereka pun pergi kepada Isa a.s lalu berkata, “Wahai, Isa! Anda adalah ‘Ruhullah wa Kalimatuhu” (Ruh Allah dan Kalimah-Nya). Dan Anda sanggup berbicara dengan manusia selagi Anda masih dalam buaian. Dan anda adalah Kalimah Allah yang ditujukan-Nya kepada Maryam serta setiap ruh dari pada-Nya. Karena itu belalah kami di hadapan Tuhanmu. Bukankah Anda telah menyaksikan derita kami sudah sampai di puncaknya?” Jawab Isa a.s. kepada mereka: “Sesungguhnya Tuhanku sedang marah hari ini. Tidak pernah DIA semarah ini sebelum dan sesudahnya.” (Tetapi Isa a.s. tidak menyebutkan dosanya). Karena itu, pergilah kepada yang lain. Pergilah kepada Muhammad Shalallaahu Alaihi Wassallam! Seorang hamba Allah yang telah diampuni dosa-dosanya baik yang lama maupun yang baru.”
Kata Nabi Shalallahu’Alaihi Wassalam selanjutnya, “Karena itu mereka datang kepadaku lalu berkata, “Ya, Muhammad! Anda adalah Rasulullah dan penutup segala nabi. Allah telah mengampuni dosa Anda yang telah lalu dan yang baru. Karena itu belalah kami di hadapan Tuhan Anda. Bukankah Anda telah menyaksikan derita kami sudah sampai di puncaknya?" Mendengar permintaan mereka itu, maka aku pergi sehingga tiba di bawah ‘Arasy. Di sana aku sujud kepada Tuhanku. Lalu Allah membukakan hijab (penutup) bagiku serta mengilhamkan kepadaku kalimah-kalimah pujian dan sanjungan-sanjungan yang indah terhadap-Nya, yang belum pernah diajarkan-Nya kepada orang lain sebelumku. Kemudian Allah berfirman, “Ya, Muhammad! Angkatlah kepalamu! Mintalah! Permintaanmu akan dikabulkan, Belalah! Pembelaanmu akan diterima.” Maka kuangkat kepalaku seraya berkata, “Wahai, Tuhanku! Umatku! Umatku!”
"Lalu difirmankah Allah kepadaku, “Ya, Muhammad! Masukkanlah ke surga umatmu yang tidak perlu lagi di hisab (diadili), melalui pintu-pintu sebelah kanan, sedangkan yang lain, secara bersama-sama dari pintu-pintu yang lain.” Demi Allah, yang jiwa Muhammad ada ditangan-Nya, sesungguhnya jarak dua daun pintu dari pintu-pintu surga itu adalah kirakira sejauh antara Makkah dengan Hajar (nama suatu desa di Madinah) atau antara Makkah dengan Bushra.” (Shahih Muslim no. 155)
Dalam hadits lain dengan perawi yang sama, Nabi Shalallaahu Alaihi Wassallam berkata: “... Kemudian Allah berfirman, “Ya, Muhammad! Angkatlah kepalamu! Mintalah! Permintaanmu akan dikabulkan, Belalah! Pembelaanmu akan diterima.” Maka kuangkat kepalaku seraya memuji Tuhanku dengan puji-pujian yang diajarkan-Nya kepadaku. Kemudian kumohonkan pembelaan kepada umat manusia, sesuai dengan ketentuan yang digariskan Allah bagiku. Sesudah itu aku keluarkan mereka dari neraka lalu kumasukkan ke surga. Sesudah itu aku sujud kembali, dan Allah membiarkanku sujud sampai lama. Setelah itu Dia berfirman, “Ya, Muhammad! Angkatlah kepalamu! Mintalah! Permintaanmu akan dikabulkan, Belalah! Pembelaanmu akan diterima.” Lalu kuangkat kepalaku seraya memuji Tuhanku dengan puji-pujian yang diajarkan Allah kepadaku. Sesudah itu barulah kumohonkan pembelaan kepada umat manusia, sesuai dengan ketentuan yang digariskan Allah bagiku. Lalu aku keluarkan mereka dari neraka lalu kumasukkan ke surga. Kata Kata Nabi Shalallaahu Alaihi Wassallam melanjutkan, “Aku lupa apakah kali yang ketiga atau yang keempat, dimana sesudah itu aku berkata: "Ya, Allah! Tidak ada lagi yang tinggal dalam neraka, kecuali orang-orang yang memang ditentukan Al-Qur’an harus kekal tinggal di dalamnya.” (Shahih Muslim no. 153)
UMMAT YANG ISTIMEWA
Kaum muslimin itu merupakan kaum yang terakhir menerima Kitab (Al-Qur’an), Akan tetapi kelak mereka akan terlebih dahulu di hisab dan lebih dahulu masuk surga.
Dari ‘Abdullah bin ‘Amru bin ‘Ash r.a., katanya: “Nabi Shalallaahu Alaihi Wassallam bersabda: “Aku akan datang nanti ke surga, lalu kuminta supaya pintu dibukakan. Penjaga (malaikat) bertanya, “Siapakah Anda?” Jawabku, “Muhammad!” Lalu kata penjaga, “Aku diperintahkan supaya tidak membuka pintu ini sebelum Anda datang,”
Wallahu A’lam Bis Shawab.
Alhamdulillah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Azza wa Jalla. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw.beserta keluarga dan shahabatnya.
Para pembaca yang di muliakan Allah,
Syafa’at Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassallam sangatlah penting bagi kita yang belum mengetahui masalah yang ghaib, termasuk apakah kita kelak akan bernuntung menjadi ahli surga atau sebaliknya akan tergolong menjadi orang yang merugi karena besarnya dosa-dosa dan belum sempat bertaubatan nashuha, sehingga kelak akan terlempar mengisi jurang-jurang neraka yang azabnya tak terperikan rasanya?
Barangsiapa yang inginkan pembelaan dari Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassallam, maka perbanyaklah mengucapkan shalawat dan salam kepada beliau, agar kelak di yaumil akhir, kita akan memperoleh syafaat dari beliau Shalallaahu Alaihi Wassallam.
dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”
(QS Al-Ahzab [33]:5)
0 KOMENTAR:
Tulis Komentar