Selasa, 29 Juni 2010
KISAH SEPOTONG ROTI ISI
Para sahabat rahimakumullah,
Apa arti sepotong roti?
Sepotong roti bisa bermakna banyak. Sepotong roti pengganjal perut, sepotong roti yang belum laku terjual, sepotong roti yang terbuang sia – sia, dan masih banyak lagi. Sejenak mari kita membaca kisah dibawah ini tentang sepotong roti. Ada makna mendalam dari cerita dibawah ini. Silahkan baca, simpulkan, dan renungkan:
Abu Burdah bin Musa Al-Asy’ari meriwayatkan, bahwa ketika menjelang wafatnya Abu Musa pernah berkata kepada puteranya: “Wahai anakku, ingatlah kamu akan cerita tentang seseorang yang mempunyai sepotong roti.”
Dahulu kala di sebuah tempat ibadah ada seorang lelaki yang sangat tekun beribadah kepada Allah. Ibadah yang dilakukannya itu selama lebih kurang 70 tahun. tempat ibadahnya tidak pernah ditinggalkannya, kecuali pada hari – hari yang telah dia tentukan.
Akan tetapi pada suatu hari, dia digoda oleh seorang wanita sehingga diapun tergoda dalam bujuk rayunya dan bergelimang dosa selama 7 hari sebagaimana perkara yang telah dilakukan oleh pasangan suami – istri. Setelah ia sadar, maka ia lalu bertaubat, sedangkan tempat ibadahnya itu ditinggalkannya, kemudian ia melangkahkan kakinya pergi mengembara sambil disertai dengan mengerjakan sholat dan bersujud.
Akhirnya dalam pengembaraannya itu ia sampai ke sebuah pondok yang di dalamnya sudah terdapat 12 orang fakir miskin, sedangkan lelaki itu juga bermaksud untuk menumpang bermalam disana, karena sudah sangat letih dari sebuah perjalanan yang sangat jauh, sehingga akhirnya dia tertidur bersama dengan lelaki fakir miskin dalam pondok itu.
Rupanya disamping pondok tersebut hidup seorang ahli ibadah yang setiap malamnya mengirimkan beberapa potong roti kepada fakir miskin yang menginap di pondok itu dengan masing – masingnya mendapat sepotong roti.
Pada waktu yang lain, datang pula orang lain yang membagi – bagikan roti kepada setiap fakir miskin yang berada di pondok tersebut, begitu juga dengan lelaki yang sedang bertaubat kepada Allah itu juga mendapat bagian, karena disangka sebagai orang miskin.
Rupanya salah seorang diantara orang miskin itu ada yang tidak mendapat bagian dari orang yang membagikan roti tersebut, sehingga kepada orang yang membagikan roti itu ia berkata : “Mengapa kamu tidak memberikan roti itu kepadaku.”
Orang yang membagikan roti itu menjawab :
“kamu dapat melihat sendiri, roti yang aku bagikan semuanya telah habis, dan aku tidak membagikan kepada mereka lebih dari satu potong roti.”
Mendengar ungkapan dari orang yang membagikan roti tersebut, maka lelaki yang sedang bertaubat itu lalu mengambil roti yang telah diberikan kepadanya dan memberikannya kepada orang yang tidak mendapat bagian tadi. Sedangkan keesokan harinya, orang yang bertaubat itu meninggal dunia.
Dihadapan Allah, maka ditimbanglah amal ibadah yang pernah dilakukan oleh orang yang bertaubat itu selama lebih kurang 70 tahun dengan dosa yang dilakukannya selama 7 malam. Ternyata hasil dari timbangan tersebut, amal ibadah yang dilakukan selama 70 tahun itu dikalahkan oleh kemaksiatan yang dilakukannya selama 7 malam. Akan tetapi ketika dosa yang dilakukannya selama 7 malam itu ditimbang dengan sepotong roti yang pernah diberikannya kepada fakir miskin yang sangat memerlukannya, ternyata amal sepotong roti tersebut dapat mengalahkan perbuatan dosanya selama 7 malam itu.
Kepada anaknya Abu Musa berkata : “Wahai anakku, ingatlah olehmu akan orang yang memiliki sepotong roti itu!”
Semoga bermanfaat!
[Dari Erly ZR]
Baca juga Kisah yang mirip di sini
0 KOMENTAR:
Tulis Komentar