Selasa, 17 Januari 2012
Al-Quran, Tentang Urutan Turunnya Wahyu
Al-Qur’an terkadang diturunkan untuk menanggapi berbagai peristiwa dan kejadian. Kadang wahyu turun ketika Nabi Muhammad SAW dihadapkan pada banyak pertanyaan baik dari kaum muslimin maupun orang-orang kafir. Di lain waktu turunnya firman Allah untuk memberikan panduan untuk mengatur masalah sosial, ekonomi, politik dan bidang kehidupan lainnya.
Ayat yang turun pertama kali, menurut pendapat yang paling kuat dari ulama, adalah 5 ayat pertama surat Al-’Alaq yang merupakan surat ke-96 dari 114 surat dalam Al-Qur’an.
Ulama sepakat bahwa susunan ayat dalam setiap surat adalah dilakukan atau diperintahkan sendiri oleh Nabi Muhammad SAW mengikuti petunjuk dari Allah SWT. Rasulullah SAW suatu ketika berkata pada para sahabat setelah pada Nabi turun suatu ayat, bahwasanya malaikat Jibril menunjukkan padanya suatu urutan tertentu dari ayat-ayat.
Banyak terdapat kisah dalam kitab-kitab hadits yang menerangkan bagaimana Rasulullah SAW membaca Al-Qur’an dalam sholat. Para sahabat selama sholat di belakang Nabi SAW. Nabi dalam sholatnya membaca Al-Qur’an dalam urutan yang diberikan Allah. Mereka menggunakan urutan ini untuk belajar, membaca dan menghafal Al-Qur’an.
Tidak pernah ditemukan para sahabat membaca Al-Qur’an dengan urutan yang menyalahi petunjuk susunan ayat dari Nabi. Urutan surat dalam Al-Qur’an juga disusun menurut petunjuk Allah SWT. Selama hidupnya Rasulullah SAW melakukan 24 kali review bacaan Al-Qur’an bersama malaikat Jibril setiap bulan Ramadhan.
Ada pertanyaan mengapa bukan surat Al-’Alaq yang ditempatkan sebagai surat pertama di mushaf (lembar Al-Qur’an). Bila dilihat lebih mendalam, akan dtemui bahwa urutan susunan ayat dan surat dalam mushaf memiliki suatu tujuan dan urutan turunnya wahyu juga memiliki suatu tujuan.
Selama 13 tahun awal perjalanan Islam, tujuan utama misi Rasulullah SAW adalah memanggil manusia untuk masuk dalam Islam. Dalam masa ini wahyu banyak berbicara tentang keesaan Allah.
Ketika kaum muslimin hijrah ke Madinah, komunitas Islam mulai bergerak ke arah mapan dan tantangan baru mulai muncul. Fokus misi Islam saat itu adalah pengaturan kehidupan keum muslimin melalui penjelasan yang rinci mengenai, ibadah, hukuman bagi kejahatan dan lainnya.
Ini menunjukkan kepada kita bahwa turunnya wahyu di masing-masing dari dua masa tersebut memilki suatu tujuan. Ketika wahyu telah turun secara lengkap, keseluruhan isi pesan Al-Qur’an telah dimasukkan ke dalam suatu susunan urutan yang akan tetap demikian hingga hari kiamat.
Bila Anda membuka Al-Qur’an dan menemukan surat pembuka, Al-Fatihah, Anda akan mengira surat tersebut merupakan ringkasan dari Al-Qur’an. Menjadi induk dari Al-Qur’an, Al-Fatihah membawa semua tema dalam Al-Qur’an dan merangkumnya. Hal yang sama juga berlaku untuk surat Al-Baqarah. Ayat-ayat pertama berbicara mengenai tidak adanya keraguan sedikitpun pada Kitabullah ini.
Semua tema dan pesan tidak diletakkan kecuali dalam urutan logis sebagaimana petunjuk dari Allah. Bila saja surat seperti Al-’Alaq yang ditempatkan pada permulaan Al-Qur’an, bukan Al-Fatihah, ia tetap akan membawa suatu makna dan pesan. Tetapi tidak sepenuhnya indah seperti urutan ayat dan surat yang kita dapati saat ini dimana surat Al-Fatihah yang menjadi surat pembuka.
Untuk lebih jelasnya, silahkan lihat tabel di sini.
[Sumber: quranpoint.com]
0 KOMENTAR:
Tulis Komentar