Segala puji hanya milik Allah Azza wa Jalla, Tuhan seru sekalian alam. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan-Nya kepada junjungan kita, baginda Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam beserta ahlul bait-nya, para shahabat Salaffus Shalih, para tabi'in, tabi'ut tabi'in serta seluruh umat Islam yang setia dan menegakkan ajaran-risalah beliau hingga akhir zaman.
Allah SWT berfirman:
وَمَا لَنَا أَلاَّ نَتَوَكَّلَ عَلَى اللّهِ وَقَدْ هَدَانَا سُبُلَنَا وَلَنَصْبِرَنَّ عَلَى مَا آذَيْتُمُونَا وَعَلَى اللّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُتَوَكِّلُونَ
Pada ayat yang mulia ini Allah SWT memberikan teguran keras pada manusia yang selalu mengandalkan kemampuannya yang jelas sangat terbatas, sementara Allah-lah yang menunjukkannya jalan-jalan kehidupan ini.
Sehebat apapun rencana yang telah dirancang manusia, kemungkinan gagal tentu bisa saja terjadi, hal demikian adalah wajar kerena keterbatasan yang selalu menjadi identitas kemakhluqan-nya.
Permasalahan yang terjadi, manusia justru jarang sekali menyadarinya. Keyakinan akan keberhasilan yang kemudian berbuah dengan kegagalan, membuatnya menjadi frustasi dan hilang semangat hidup.
Hal inilah yang disinyalir dalam ayat yang mulia ini. Sebagai solusi dalam permasalahan ini, Allah Tabaraka wata'ala memberikan petunjuk pada manusia untuk selalu menyerahkan segala urusan yang telah dia usahakan (ikhtiar) hanyalah kepada-Nya, inilah makna tawakkal yang sebenarnya.
إِن يَنصُرْكُمُ اللّهُ فَلاَ غَالِبَ لَكُمْ وَإِن يَخْذُلْكُمْ فَمَن ذَا الَّذِي يَنصُرُكُم مِّن بَعْدِهِ وَعَلَى اللّهِ فَلْيَتَوَكِّلِ الْمُؤْمِنُونَ
Gambaran tawakkal yang paling rendah adalah seperti orang yang mewakilkan perkaranya kepada orang lain. Dalam keadaan ini dia akan selalu penuh harap akan suksesnya usaha orang tersebut dalam mengemban perkara yang dia percayakan. Tentu pula ia akan memenuhi segala sesuatu yang diminta oleh orang itu dalam melaksanakan misinya. Bahkan setiap kata dan saran orang itu menjadi sesuatu yang sangat disimaknya.
Kalau gambaran ini sudah bisa difahami, maka selayaknya sebagai seorang Muslim, ia menyerahkan segala urusanya hanya kepada Allah semata, Dengan segala keyakinan apapun yang terjadi setelah ketawakkalannya merupakan sesuatu yang terbaik. Hal ini akan menjadikannya semakin tenang dengan menempatkan harapannya kepada Dzat yang telah menunjukannya jalan-jalan kehidupan ini. Tawakkal ini menjadi hal sebenarnya apabila ia telah menegakkan hak-hak Allah SWT, yaitu dengan menyempurnakan ketauhidan sepenuhnya kepada Allah.
(QS Hud [11] :123
Gambaran tawakkal yang selanjutnya adalah seperti seorang bayi yang selalu bergantung pada ibunya.
Sebagaimana firman-Nya:
قُلْ إِنَّ هُدَى اللّهِ هُوَ الْهُدَى
Gambaran tawakkal yang kedua ini adalah gambaran tawakkal seorang hamba kerena cintanya kepada sang Khaliq.
وَالَّذِينَ آمَنُواْ أَشَدُّ حُبّاً لِّلّهِ
Tentunya gambaran-gambaran ini tidaklah sepenuhnya mampu memberikan petunjuk bagaimana seharusnya seorang hamba bertawakkal kepada Allah, kerena Allah lebih agung dari apa yang kita gambarkan.
Dari: Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia
0 KOMENTAR:
Tulis Komentar