Puji dan syukur bagi Allah semata dan Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, baginda Nabi Muhammad Shalallaahu Alaihi Wassallam, juga kepada keluarga ahlul baitnya serta seluruh umat yang setia mengikuti risalah yang dibawa oleh beliau Shalallaahu Alaihi Wassallam sampai akhir jaman.
Para pembaca rahimakumullah,
Topik kita kali ini akan mengajak anda sekalian untuk mengikuti perjalan (napak tilas) ritual Haji Wada’ baginda Rasulullah SAW yang beliau laksanakan kurang lebih 14 abad yang lalu, dengan harapan semoga dapat kita petik manfaatnya.
Ibadah Haji merupakan madrasah imaniyyah yang agung. Darinya, setiap kali musim haji datang, kaum Muslimin dari seluruh pelosok belahan bumi yang beruntung menjawab panggilan-Nya, semuanya akan memperoleh ibroh {pelajaran-pelajaran/hikmah} yang agung, faedah-faedah yang sangat berharga serta bermanfaat bagi dirinya, sesuai dengan taufiq & hidayah Allah SWT. Adapun ibroh/pelajaran yang bisa kita petik dalam ritual yang di contohkan oleh baginda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam sangatlah banyak, Karena keterbatasan halaman, maka kami akan sajikan kepada para pembaca, ibroh atau pelajaran yang berkaitan erat dengan permasalahan aqidah, diantaranya:
MEREALISASIKAN TAUHID
Perkara tauhid merupakan hal yang paling menonjol yang mendapatkan prioritas utama dari Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam untuk mewujudkannya dalam ibadah haji. Beliau Shalallahu ‘Alaihi Wassalam merealisasikan firman Allah SWT:
وَاتَّقُواْ اللّهَ وَاعْلَمُواْ أَنَّ اللّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
“Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah...." (QS Al-Baqarah [2]:196)
Ayat yang mulia ini mengandung perintah agar seseorang menyempurnakan haji dengan mengikhlaskan niatnya karena Allah semata. Karena pada hakekatnya “Allah SWT tidak akan menerima suatu amal dan tidak akan meridhainya kecuali bila amal itu ikhlas karena Allah dan sesuai dengan yang dicontohkan Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam . Oleh karenanya diantara amalan Beliau Shalallahu ‘Alaihi Wassalam yang menjadi bukti bahwa Beliau Shalallahu ‘Alaihi Wassalam merealisasikan ayat di atas adalah: Talbiyah Yang Beliau ucapkan yaitu : “Labbaika Allahumma labbaika. Labbaika la syarika laka labbaika. Innalhamda wan ni’mata, laka wal mulka, la syarikalaka.” (“Kupatuhi perintah-Mu, Wahai Allah, kupatuhi panggilan-Mu- kupatuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, kupatuhi panggilan-Mu, Sesungguhnya segala puji dan nikmat-hanya milik-Mu saja , begitu pula kekuasaan-tiada sekutu bagimu”. (Shahih Muslim, No.1159-1151, KBC M’sia-2005) Wahai saudaraku sekalian, marilah kita berkumpul di Masjid Nabawi untuk menghantar dan menyaksikan perjalanan ibadah Haji Wada' Rasulullah SAW.
Madinah
MENGENAKAN PAKAIAN IHRAM
(Sabtu 26-11-10 A.H. 22-2-632 M)
1. Rasulullah saw. tinggal di Madinah selama 10 tahun, setiap tahun menyembelih kurban, tidak melaksanakan ibadah haji kecuali pada bulan Zulkaidah tahun 10 H. beliau memutuskan untuk melaksanakannya. Maka diumumkan kepada kaum muslimin hingga didengar oleh mereka yang tinggal di sekitar Madinah. Manusia berbondong-bondong menuju Madinah dengan mengendarai binatang tunggangannya dan ada pula yang berjalan kaki. Dalam perjalanan mereka berkumpul mengelilingi Rasulullah saw. dari segala arah, belakang, depan, samping kiri dan kanan. Jumlah mereka tak terhitung, sejauh pandangan mata. Masing-masing ingin mengikuti Rasulullah saw. dan melaksanakan apa yang beliau lakukan.
2. Ketika Rasulullah saw. hendak keluar dari Madinah, beliau mengangkat Abu Dujanah, Sammaak bin Kharsah As Sa`idi ra. (dalam riwayat lain Suba` bin Arfathah ra.) untuk bertanggungjawab atas Madinah.
3.. Rasulullah saw. salat Zuhur di Madinah empat raka`at kemudian berpidato di depan jamaah dan mengajarkan kepada mereka tentang ibadah haji.
4. Rasulullah saw. memanggil untanya dan menggoreskan tanda di bagian punuk sebelah kanan sampai mengalir darah, lalu mengalungkan perhiasan di lehernya. Penandaan serupa beliau lakukan terhadap binatang kurban lainnya, hal ini diikuti oleh yang lain. Kemudian beliau menyerahkan untanya itu untuk dinaiki Najiah bin Jundub Al Aslami ra.
5. Rasulullah saw. mandi kemudian memakai wangi-wangian dan memakai dua potong kain ihram kemudian berdoa,
اللهم اجعله حجا مبرورا، لا رياء فيه، ولا سمعة
"Ya Allah! Jadikanlah haji ini haji yang mabrur, bukan riya dan bukan sum`ah"
(Riya: mengerjakan sesuatu dengan niat agar dilihat orang dan dipuji. Sum`ah: mengerjakan sesuatu dengan niat agar didengar orang).
6. Rasulullah saw. keluar dari Madinah hari Sabtu siang setelah Zuhur, lima hari sebelum habis bulan Zulkaidah, melalui jalan yang rindang. Ketika keluar dari Madinah beliau melakukan salat di masjidnya.
Zul Hulaifah
BERMALAM
(Sabtu 26-11-10 A.H. 22-2-632 M)
- Jarak antara Zul Hulaifah dengan Madinah kira-kira 3 mil. Zul Hulaifah terletak di lembah Aqiq, Rasulullah saw. menuju daerah tersebut dan sampai di sana pada waktu Asar lalu di situ beliau mengqasar salat Asar.
- Rasulullah saw. Singgah di Samurah dekat mesjid sebelum Rautsah di sebelah kanan jalan,
- Rasulullah saw. salat Magrib dan Isya kemudian menemui isteri-isteri beliau setelah mandi. Sebelum menemui isteri-isterinya, Rasulullah saw. diberi wangi-wangian oleh Aisyah, kemudian bermalam di Zul Hulaifah.
- Setelah salat Subuh Nabi saw. bersabda, "Telah datang kepadaku malam ini utusan dari Tuhan-ku --(dalam riwayat lain: Jibril)-- dan berkata, 'Salatlah di lembah yang penuh berkah ini dan katakan (niatlah) umrah di dalam haji."
- Perintah salat di lembah Aqiq merupakan perintah agar tetap berada di Zul Hulaifah sampai salat Zuhur, setelah itu memakai ihram.
Kuatnya iman seorang wanita muslimah, di mana dia melakukan perjalanan dari Madinah untuk haji, sedangkan dia sedang menunggu kelahiran anaknya dalam waktu yang tidak lama lagi.
Asma melahirkan
Setelah rombongan sampai di Zul Hulaifah, "Asma binti Umais" isteri Abu Bakar Sidik melahirkan Muhammad bin Abu Bakar. Kemudian Asma mengutus seseorang untuk menanyakan Rasulullah saw., 'Apakah yang harus aku perbuat؟' Rasulullah saw. bersabda, 'Mandilah dan pakailah pakaian dan niatlah untuk mengerjakan haji'."
Pelajaran yang diambil:
Zul Hulaifah
IHRAM
(Ahad 27-11-10 H.23-2-632 M)
1. Selesai salat Zuhur, Rasulullah saw. memakai ihram, Rasulullah saw. mandi yang kedua, bukan mandi yang kemarin, dan membasuh kepalanya dengan (daun) tumbuhan tertentu (khatmy) dicampur garam lembut, serta memakai sedikit minyak rambut dan dia ratakan dengan kedua tangannya. Aisyah memberinya minyak wangi yang dicampur misk (nama sejenis parfum) pada badan dan kepalanya sehingga nampak bekas parfum di lekukan-lekukannya.
2. Seorang bertanya kepada Rasulullah, "Apakah yang boleh dipakai oleh orang yang sedang berihram؟" Rasulullah saw. bersabda, "Jangan memakai baju atau tutup kepala, sorban, celana, jubah yang bertutup kepala dan khuf (seperti sepatu), kecuali sandal atau sepatu yang tidak menutup kedua mata kaki."
Niat Haji
1. Rasulullah saw. masuk ke mesjid Zul Hulaifah dan salat empat rakaat, kemudian membaca niat haji dan didengar oleh orang-orang di dalam mesjid dan mereka berkata, "Rasulullah saw. berniat mulai dari Mesjid." Beliau juga membaca niat ketika sedang menaiki kendaraannya, berkatalah orang-orang yang berada di luar mesjid, "Rasulullah saw. membaca niat ketika kendaraannya telah tegak berdiri." Dan setelah sampai di Baida', Rasulullah saw. juga membaca niat, maka merekapun berkata, "Rasulullah saw. membaca niat dari Baida'." Dan mereka semuanya betul
2. Sekali Rasulullah saw. membaca niat haji dan umrah, sekali membaca niat untuk umrah saja dan sekali membaca untuk haji saja, karena umrah bagian dari haji. Karena itu ada yang mengatakan bahwa, haji Rasulullah saw. itu Qiran, ada juga yang mengatakan Tamattu` dan ada juga yang mengatakan Ifrad. Yang benar adalah mula-mula Ifrad, kemudian beliau berihram untuk umrah di dalam haji, maka menjadi Qiran.
3. Adapun yang mengatakan Ifrad, itu karena melihat awalnya. Dan yang mengatakan Qiran, adalah karena mengambil bagian akhirnya. Dan yang mengatakan Tamattu', yang dimaksudkan adalah Tamattu` (dari segi bahasa) yang berarti beruntung dan berfaedah.
Talbiah
1. Rasulullah saw. mengucapkan talbiah:
لبيك اللهم لبيك، لبيك لا شرِيك لك لبيك، إن الحمد والنعمة لك والملك، لا شريك لك
"Aku penuhi panggilan-Mu ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, aku penuhi panggilan-Mu, sesungguhnya segala puji dan segala nikmat dan segala kekuasaan hanyalah untuk-Mu, tiada sekutu bagi-Mu."
Rasulullah saw. mengeraskan suaranya hingga didengar oleh para shahabat lalu merekapun ikut membaca talbiah.
2. Beliau juga membaca talbiah:
لبيك اللهم لبيك وسعديك، والخير في يديك والرغباء، إِليك والعمل
"Telah aku penuhi panggilan-Mu wahai Tuhanku, telah aku penuhi panggilan dan keinginan-Mu, kebaikan itu ada pada kekuasaan-Mu, telah aku penuhi panggilan-Mu,
kepergian dan perbuatanku karena-Mu."
3. Di antara talbiah Rasulullah saw. yang lain adalah:
لبيك حجا حقا، تعبدا ورقا
"Aku penuhi panggilan-Mu dengan melaksanakan haji yang sesungguhnya
dan hanya kepada-Mu aku menghambakan diri. "
4. Dalam talbiahnya Rasulullah saw. mengucapkan,
لبيك إِله الحق لبيك
"Telah aku penuhi pangilan-Mu wahai Tuhan Yang Maha Benar, aku penuhi panggilan-Mu. "
5. Selesai membaca talbiah Rasul berdoa agar diampuni dosanya, memohon rida-Nya dan agar dibebaskan dari api neraka
6. Rasulullah saw. bersabda, "Jibril datang menyampaikan kepadaku agar aku memerintahkan para shahabat untuk mengeraskan suara dalam membaca talbiah. Ia berkata, Wahai Muhammad, perbanyaklah bertalbiah dan berkorban!"
7. Dalam riwayat lain, Jibril datang kepadaku dan berkata, 'Wahai Muhammad suruhlah para shahabatmu agar mengeraskan suaranya dalam membaca talbiah, karena itu merupakan syi`ar haji."
Rauha
BERMALAM
(Senin 28-11-10 H. 24-2-632 M)
1. Jarak dari Rauha ke Zul Hulaifah kira-kira 50 km. Ketika Rasulullah saw. keluar dari Madinah hari Sabtu setelah salat Zuhur, beliau menginap pada malam Seninnya, di tempat antara Zul Hulaifah dan Rauha, paginya Rasulullah saw. melanjutkan perjalanan sambil membaca talbiah seperti di atas.
2. Sesampinya di Rauha, Rasulullah melihat keledai liar yang telah disembelih. Beliau bersabda kepada para sahabatnya, "Biarkan hingga datang pemiliknya!" Maka datanglah pemiliknya, ia berasal dari daerah Bahzi, berkata, "Wahai Rasulullah! Aku serahkan masalah keledai ini kepadamu." Rasulullah saw. menyuruh Abu Bakar untuk membagi-bagikannya kepada para sahabat.
3. Rasulullah saw. melakukan salat di mesjid kecil di sebelah kanan jalan menuju Mekah, mesjid ini terletak sebelum mesjid besar di Rauha.
Utsayah
MENEMUKAN RUSA SEKARAT
Selasa 29-11-10 H. 25-2-632 M.
1. Rasulullah saw. meninggalkan Rauha menuju Arj melewati Utsayah yang jaraknya kira-kira 90 km. dari Rauha, hal tersebut mengharuskan rombongan untuk menginap pada malam Selasa di suatu tempat, sebelum melewati Utsayah.
2. Sesampainya di Utsayah yang terletak di antara Ruwaitsah dan Arj, ada seekor rusa jantan yang terkena panah sedang tergolek di tempat yang teduh. Rasulullah saw. memerintahkan seseorang, --dalam riwayat lain memerintahkan Abu Bakar Shidik ra.-- untuk menjaganya agar mereka (rombongan) tidak tergiur melihatnya sampai mereka melewatinya.
Pertanyaan:
Mengapa Nabi saw. menyuruh memakan daging keledai liar dan melarang memakan daging rusa yang terdapat di Utsayah?
Jawab:
Bahwa yang memburu keledai liar itu adalah orang yang dalam keadaan halal, bukan yang sedang ihram, orang tersebut datang kepada Rasulullah saw. dan beliau melihatnya tidak sedang berihram, dengan demikian maka daging keledai liar itu halal dan boleh dimakannya. Adapun rusa itu, Rasulullah saw. tidak tahu siapa yang memburunya dengan panah, apakah yang memburunya orang yang dalam keadaan ihram atau dalam keadaan halal? Oleh sebab itu beliau tidak mengizinkan memakannya. Wallahu a`lam.
Arj
BERHENTI
(Selasa 29-11-10 H. 25-2-632 M)
Arj adalah sebuah tempat di dekat Badar, di mana terjadi perang Badar. Rasulullah saw. singgah di Arj, yang terletak di dekat Utsayah, dan menginap pada malam Rabu di Arj. Kurang jelas, apakah bulan Zulkaidah tahun 10 H. berjumlah 29 atau 30 hari.
CATATAN
Terjadi silang pendapat, apakah bulan Zulkaidah tahun 10 H. genap 30 hari atau kurang. Sebab terjadinya silang pendapat adalah dikarenakan adanya riwayat dari Ibnu Abbas ra., Aisyah ra. dan Jabir ra. yang mengatakan bahwa, "Rasulullah saw. keluar dari Madinah lima hari sebelum habis bulan Zulkaidah. " Dari sini, maka Ibnu Hazm mengatakan bahwa, keluarnya Rasulullah saw. adalah, hari Kamis tanggal 24 Zulkaidah. Pendapat lain mengatakan bahwa keluarnya Rasulullah saw. adalah hari Sabtu. Perawi mengira bulan Zulkaidah saat itu genap 30 hari, sedang yang lain sepakat kurang dari 30 hari. Yang benar, Wallahu A`lam.
Yang benar, Allah Yang Maha Tahu
Bahwa keluarnya Rasulullah saw. dari Madinah, hari Sabtu 26 Zulkaidah 10 H. bertepatan dengan 22 Februari 632 M Bahwa bulan Zulkaidah saat itu genap (30 hari). Bulan Zulhijah saat itu juga genap, karena tahun itu tahun panjang menurut kalender Hijriah. Bulan Februari juga 29 hari, karena tahun 632 juga tahun panjang dalam hitungan kalender Masehi. Jika bulan Zulhijah 30 hari, maka tahun Hijriyah panjang (kabisat), dan jika 29 hari, maka disebut tahun panjang (basithah). Jika Anda ingin tahu tahun panjang Hijriah, dari tahun pendek (basithah), bagilah tahun tersebut dengan angka 30 dan pasangkan sisa bilangan yang dibagi dengan bilangan: 2, 5, 7, 10, 13, 15, 18, 21, 24, 26, 29, jika sesuai dengan salah satu bilangan itu, maka tahun itu adalah tahun panjang, jika sebaliknya (tidak ada yang sesuai) berarti pendek (basithah). Dan itu nampak pada bulan Zulhijjah, jika tahun basithah, maka bulan Zulhijah 29 hari, dan jika tahun panjang (kabisat), maka bulan Zulhijah 30 hari.
Arj
KEHILANGAN UNTA
(Rabu-10 H. 26-2-632 M)
Unta pembawa makanan Rasulullah saw. dan Abu Bakar adalah satu yang dibawa oleh pembantu Abu Bakar. Ketika mereka sampai di Arj, Rasulullah saw. duduk diapit oleh Abu Bakar dan Aisyah. Asma binti Abu Bakar di sampingnya lagi. Abu Bakar menunggu pembantunya yang membawa unta. Ketika pembantunya datang tanpa membawa unta, Abu Bakar bertanya, "Mana untamu?" Pembantu itu menjawab, "Hilang sejak kemarin." Dengan sangat marah Abu Bakar berkata, "Unta cuma satu kamu hilangkan?"Dia memukul pembantunya itu dengan pecut, Rasulullah saw. tersenyum dan bersabda, "Lihatlah apa yang sedang dilakukan oleh orang yang sedang berihram ini (dimaksudkan Abu Bakar)." Rasulullah saw. tidak menambahkan ucapannya kecuali hanya tersenyum.
Arj
MAKANAN KELUARGA FADHALAH
(Rabu 30-11-10 H. 26-2-632 M)
Ketika keluarga Fadhalah Al Aslami mendengar bahwa unta pembawa makanan Rasulullah saw. hilang, mereka membawa mangkok besar berisi hais (makanan yang dibuat dari minyak sapi dan gandum atau gandum dengan kurma) untuk diserahkan kepada Rasulullah saw. Beliau bersabda, "Kemarilah wahai Abu Bakar! Allah telah mendatangkan makanan yang lebih baik." Abu Bakar masih saja marah kepada pembantunya hingga Rasulullah saw. bersabda, "Cukuplah wahai Abu Bakar, masalah ini bukan kesalahanmu, bukan juga kesalahan kita berdua, pembantu ini sudah berusaha menjaganya agar tidak hilang, ini semua di luar kehendaknya." Kemudian Rasulullah saw. makan bersama keluarganya dan Abu Bakar, juga orang-orang yang bersamanya hingga kenyang.
Sofwan bin Muatal ra. datang membawa seekor unta yang membawa makanan dan diikuti oleh orang banyak, lalu unta itu didudukkan di depan pintu rumah Rasulullah saw. Melihat unta tersebut, Rasulullah saw. bertanya kepada Abu Bakar ra., "Inikah barang-barangmu?" Abu Bakar menjawab, "Aku tidak kehilangan apa-apa kecuali gelas besar yang kita pakai untuk minum." Pembantunya berkata, "Ini gelasnya ada padaku." Abu Bakar berkata kepada Sofwan, "Allah telah melepaskan amanat darimu."
2. Saad bin Ubadah dan anaknya Qais ra. datang kepada Rasulullah saw. dengan membawa unta yang dipenuhi dengan makanan, saat itu unta Rasulullah saw. sudah ditemukan. Saad berkata kepada Rasulullah saw., "Wahai Rasulullah, kami mendengar bahwa untamu hilang, ini aku bawakan unta beserta makanan sebagai ganti untamu yang hilang." Rasulullah saw. bersabda, "Allah telah mengembalikan unta kami, bawalah kembali unta kalian berdua, semoga Allah memberkahimu."
Arj
UNTA KEMBALI
(Rabu 30-11-10 H. 26-2-632 M)
1. Sofwan bin Muatal ra. datang membawa seekor unta yang membawa makanan dan diikuti oleh orang banyak, lalu unta itu didudukkan di depan pintu rumah Rasulullah saw. Melihat unta tersebut, Rasulullah saw. bertanya kepada Abu Bakar ra., "Inikah barang-barangmu?" Abu Bakar menjawab, "Aku tidak kehilangan apa-apa kecuali gelas besar yang kita pakai untuk minum." Pembantunya berkata, "Ini gelasnya ada padaku." Abu Bakar berkata kepada Sofwan, "Allah telah melepaskan amanat darimu."
2. Saad bin Ubadah dan anaknya Qais ra. datang kepada Rasulullah saw. dengan membawa unta yang dipenuhi dengan makanan, saat itu unta Rasulullah saw. sudah ditemukan. Saad berkata kepada Rasulullah saw., "Wahai Rasulullah, kami mendengar bahwa untamu hilang, ini aku bawakan unta beserta makanan sebagai ganti untamu yang hilang." Rasulullah saw. bersabda, "Allah telah mengembalikan unta kami, bawalah kembali unta kalian berdua, semoga Allah memberkahimu."
Tulisan 1 2 3 4
0 KOMENTAR:
Tulis Komentar