TANYALAH HATI NURANIMU

Rasulullah SAW bersabda; "Tanyakan pada hatimu sendiri! Kebaikan adalah apa yang jiwa dan hati tenang karenanya, sedangkan dosa adalah sesuatu yang menimbulkan keraguan dalam jiwa dan rasa gundah dalam dada, meskipun orang-orang memberi fatwa kepadamu dan mereka membenarkannya." [HR Imam Ahmad bin Hanbal]

MENGAPA AKU BELAJAR AL-QURAN?

Rasulullah SAW bersabda; "Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al-Quran dan mengajarkannya. - Bacalah Al-Qur’an, karena sesungguhnya Al-Quran itu pada hari Kiamat akan memberikan syafa’at kepada pembacanya" [HR. Bukhari - Muslim]

RAHASIA DI SEKITAR DUNIA IBUKU

Rasulullah SAW bersabda; "Apabila seorang wanita shalat lima waktu, puasa sebulan (ramadhan), menjaga kemaluannya dan taat kepada suaminya, maka dikatakan kepadanya: masuklah engkau dalam surga dari pintu mana saja yang engkau sukai." [HR Imam Ahmad bin Hanbal]

SUDAH BAIKKAH SHALATKU?

Rasulullah SAW bersabda: "Yang pertama kali akan dihisab dari seseorang pada hari kiamat adalah shalat. Jika shalatnya baik, akan baik pula seluruh amalnya. Jika shalatnya rusak akan rusak pula seluruh amal perbuatannya." [HR. At-Thabrani - Dari Anas RA]

AJARI KAMI ILMU YANG BAIK

Rasulullah SAW bersabda; "Mendidik anak lebih baik bagimu daripada setiap hari bersedekah satu sha - Tidak ada pemberian seorang ayah untuk anaknya yang lebih utama daripada (pendidikan) akhlak yang baik." [HR. At-Tirmidzi Dari Jabir bin Samurah r.a dan Amr bin Sa’id bin Ash r.a]

Selasa, 26 Juli 2016

Kitab Kitab Seputar Ihya Ulumuddin


Ada yang membela Al Ihya` adapula yang menjelaskan kedudukan hadits-haditsnya, ada pula yang mensyarah kalimat-kalimatnya.

Islam memiliki kazanah yang amat kaya, terutama dalam literaturnya. Mayoritas buku-buku memiliki keterkaitan satu sama lain yang saling melengkapi. Ada yang menjelaskan alias mensyarah, ada pula yang mentakhrij haditsnya, ada pula yang melengkapi. Di antara kitab-kitab tersebut setiidaknya ada  8 kitab yang mendukungnya. Salah satunya adalah kitab Ihya` Ulumuddin buah karya Imam Al Ghazali.
 
Berikut ini kitab-kitab yang ditulis untuk melengkapi karya yang amat populer bagi umat Islam ini.

Al Imla’ fi Isykalat Al Ihya`
Buku ini ditulis sendiri oleh Hujjatul Islam, Imam Al Ghazali guna menjelaskan lafadz-lafadz dalam Ihya` yang disalahpahami oleh mereka yang hidup semasa dengan beliau. Demikian pula ungkapan-ungkapan yang disalahpahami. Sebagaimana deisbutkan oleh Al Allamah Al Murtadha Az Zabidi. (lihat, Al Ithaf As Sadah Al Muttaqin,1/40)

Imam As Suyuthi juga menyebutkan kitab ini namun dengan nama yang berbeda, yakni Al Intishar li Ma fi Al Ihya` min Al Asrar. (lihat, Al Hawi li Al Fatawi, hal. 275).  Dalam cetakan Ihya saat ini, biasanya Al Imla disertakan di dalamnya.

Tasyid Al Arkan fi Laisa fi Al Imkan Ibda’ min Ma Kan
Selain Imam Al Ghazali, Al Hafidz As Suyuthi juga menulis sebuah risalah untuk membela sebagian pembahasan dalam Al Ihya` yang dikritik. Yakni mengenai ungkapan beliau Laisa fi Al Imkan Ibda’ min Ma Kan, yang membahas masalah qudrah. Risalah yang ditulis Imam As Suyuthi ini juga disertakan dalam Al Ihya yang diterbitkan bersama Al Ihya`, semisal yang didistribusikan Dar Al Kitab Al Arabi tahun 1419 H.

Ta’rif Al Ahya` fi Al Fadhail Al Ihya`

Risalah ini juga disertakan dalam Al Ihya’ sebagai pengenal mengenai keutaan kitab ini dan paparan ringkas kandungannya. Ditulis oleh Al Allamah Abd Al Qadir Al Idrus Ba’alawi. Penilaian para ulama tentang kitab ini dan jawaban bagi mereka yang mengkritiknya juga disebutkan. Risalah ini juga diterbitkan bersama kebanyakan Al Ihya`

Al Mughi an Haml Al Asfar fi Al Asfar fi Takhrij Ma fi Al Ihya’ min Al Akhbar
Karya Al Hafidz Al Iraqi, yang menerangkan takhrij dan status hadits dan atsar yang terdapat dalam Al Ihya`. Al Allamah Az Zabidi menyebutkan bahwa awalnya Al Iraqi menulisnya dalam beberapa jilid besar pada tahun 751 H. Kemudian beliau meringkasnya dalam satu jilid saja. (lihat, Al Ithaf, 1/41)

Takhrij Ibn As Subki
Ibnu As Subki yang wafat tahun 771 H juga sudah menghukumi hadits sebagian hadits dalam Al Ihya` yang beliau bagi sesuai dengan bab-bab pembahasan Al Ihya`yang disertakan dalam Thabaqat As Syafi’iyah Al Kubra. Pembahasan berkonstrasi pada hadits-hadist yang belum beliau temukan asalnya. Risalah ini setebal 101 halaman, dalam At Thabaqat yang diterbitkan oleh Hijr, tahun 1413 H.

Demikianlah, ada 8 buku karya para ulama yang berguna memudahkan kita dalam menelaah Ihya` Ulumuddin. Dan tidak perlu takut mengkaji hadits-haditsnya, karena para ulama sudah menjelaskannya.

Takhrij Al Hafidz Ibnu Hajar
Al Hafidz Ibnu Hajar Al Asqalani juga memiliki satu jilid karya, yang berisi takhrij hadits Al Ihya` yang terlewatkan oleh guru beliau Al Hafidz Al Iraqi, sebagaimana disebutkan Al Allamah Az Zabidi. Namun beliau tidak menyebut nama buku tersebut. (lihat, Al Ithaf, 1/41)

Tuhfah Al Ahya fi Ma Fata min Takhrij Al Ahadits Al Ihya`
Selain Al Hafidz Ibnu Hajar, yang mentakhrij hadits-hadits Al Ihya` yang terlewatkan adalah Al Hafidz Qasim bin Quthlubugha yang bermadzhab

Takhrij ini juga disertakan di mayoritas Al Ihya` yang banyak beredar saat ini.

Ithaf As Sadah Al Muttaqin Sebuah kitab yang amat tebal, yang menysarah kitab Ihya` Ulumuddin. Ditulis oleh Al Allamah Al Murtadha Az Zabidi yang bermadzhab Hanafi. Disamping menjelaskan makna, beliau juga berbicara mengenai status hadits. Dibebarapa penerbitan kitab ini dicetak tidak kurang dari sepuluh jilid.

Ringkasan Al Ihya`
Tidak lengkap jika berbicara tentang kitab-kitab yang berhidmat kepada Al Ihya` tanpa berbicara mengenai Al Ihya' sendiri. Al Allamah Az Zabidi menjelaskan bahwa yang pertama kali meringkas Al Ihya` adalah Abu Al Futuh Ahmad bin Muhammad Al Ghazali, saudara Imam Al Ghazali yang wafat pada tahun 520 H, yang bernama Lubab Al Ihya`.

Selain beliau beberapa ulama lainnya juga meringkasnya seperti Ahmad bin Musa Al Mushili yang wafat tahun 622 H, Muhammad bin Said Al Yamani, Yahya bin Abi Al Khair Al Yamani, yang tidak disebutkan nama ringkasannya. Sedang Muhammad bin Utsman bin Umar Al Balkhi juga meringkas Al Ihya`yang diberi nama Ain Al Ilm.

Sedangkan Abd Al Wahhab bin Ali Al Khatib Al Maraghi menamai ringkasannya dengan Lulab Al Ihya`. Syamsu Muhammad bin Ali bin Ja`far Al Ajluni yang wafat tahun 820 H juga meringkas Al Ihya`. Menurut Al Hafidz As Sakhawi, ringkasan beliaulah yang paling baik. (lihat, Al Ithaf, 1/41)

Hidayatullah.com

0 KOMENTAR:

Tulis Komentar